ubahlah puisi ini ke dalam prosa judul pancaran hidup di pagi hari aku berangkat bekerja tampak olehku seorang lelaki. mengorek - orek tong mencari nasi. sepint
B. Indonesia
hajis1
Pertanyaan
ubahlah puisi ini ke dalam prosa judul pancaran hidup
di pagi hari
aku berangkat bekerja tampak olehku seorang lelaki.
mengorek - orek tong mencari nasi.
sepintas hatiku sedih.
terasa miskin badan sendiri.
ditengah kekayaan negeri raya.
awak menjadi peminta minta.
lalu mataku menoleh ke badanya.
tampak tegap teguh semata.
tiada cacat membuat celaka.
hatiku marah.
orang begini tak perlu dikasihani.
didunia allah penuh rezeki.
ia tinggal bermalas diri.
di pagi hari
aku berangkat bekerja tampak olehku seorang lelaki.
mengorek - orek tong mencari nasi.
sepintas hatiku sedih.
terasa miskin badan sendiri.
ditengah kekayaan negeri raya.
awak menjadi peminta minta.
lalu mataku menoleh ke badanya.
tampak tegap teguh semata.
tiada cacat membuat celaka.
hatiku marah.
orang begini tak perlu dikasihani.
didunia allah penuh rezeki.
ia tinggal bermalas diri.
1 Jawaban
-
1. Jawaban Tyc
Pancaran hidup
Pagi ini aku pergi bekerja. Diperjalanan aku melihat seorang pria kumal. Ia sedang mengorek-ngorek tong sampah. Mencari makanan sebagai pengganjal lapar. Mataku menyipit melihatnya. Perutku mual. Hatiku ngilu. Aku sedih karena tidak bisa membantunya. Aku meringis. Mengingat betapa menyedihkan diri pria itu ditengah keglamoran para pejabat tinggi. Disaat para pejabat bergelimpangan harta, masih saja ada orang yang duduk dipinggir jalan dengan pakaian kotor dan mencari makan ditempat yang tidak layak. Namun, sesaat setelah aku melihat tubuhnya yang kotor, aku kembali meringis. Tubuhnya mulus tanpa cacat sedikit pun. Anggota tubuhnya masih lengkap dan melekat. Aku merasa kesal seketika. Ingin rasanya meludah. Namun kuurungkan niat itu. Orang seperti dia tidak perlu dikasihani. Padahal ada banyak orang yang cacat yang masih bisa meraih prestasi. Padahal banyak hal yang bisa ia lakukan. Tapi ia malah mengemis. Menyedihkan.