kandungan Q.S al-lukman ayat 214
B. Arab
Radansa
Pertanyaan
kandungan Q.S al-lukman ayat 214
1 Jawaban
-
1. Jawaban Coekbegang
Luqman 21
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ الشَّيْطَانُ يَدْعُوهُمْ إِلَى عَذَابِ السَّعِيرِ (21)
Ayat ini menerangkan bahwa orang kafir seperti yang disebutkan ayat di atas tidak dapat diharapkan lagi iman mereka, karena sang at ingkar dan pikiran mereka telah ditutupi oleh taklid buta kepada nenek moyang mereka, karena itu mereka tidak lagi menghiraukan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka. Sifat dan sikap mereka digambarkan Allah dalam ayat ini, dengan mengatakan Apabila dikatakan kepada orang-orang yang membantah keesaan Allah itu: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya". Mereka menjawab: "Kami mengikuti apa yang telah diajarkan kepada kami oleh bapak-bapak kami, dan mereka telah mengajarkan agama yang benar dan ketentuan-ketentuan yang baik bagi kami".
Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa orang-orang musyrik itu tetap mengikuti agama nenek moyang mereka, walaupun orang-orang tua mereka itu tidak berpengetahuan dan tidak pernah mendapat petunjuk. Hal itu menunjukkan bahwa dalam hal kepercayaan mereka tidak lagi menggunakan akal pikiran mereka, tetapi mereka telah diperbudak oleh hawa nafsu. Hawa nafsu yang demikian itu dihembuskan dan ditanamkan oleh setan ke dalam hati orang-orang kafir, sehingga mereka tidak akan dapat melihat kebenaran. Akibat dari tindakan mereka itu, ialah mereka akan terjerumus ke dalam azab neraka Jahanam di akhirat nanti
Luqman 22
وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى وَإِلَى اللَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ (22)
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang menyembah Allah SWT, tunduk dan merendahkan diri kepada-Nya, menjalankan ihsan dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya, meninggalkan semua perbuatan maksiat dan mungkar. berarti dia telah berpegang dengan buhul tali yang kokoh.
Yang dimaksud dengan "ihsan" dalam ayat ini ialah beribadat kepada Allah dengan sungguh-sungguh, sehingga merasakan seolah-olah berhadapan langsung dengan-Nya, sebagaimana yang diterangkan oleh hadis, bahwa Nabi saw ditanya Jibril:
قال جبريل: يا محمد فأخبرني عن الإحسان. قال: أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك
Artinya:
Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad saw: "Ya Muhammad terangkanlah kepadaku tentang ihsan, Nabi saw menjawab "Bahwa engkau menyembah Ayah. seakan-akan engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat engkau". (H.R. Muslim dari Umar)
Demikianlah Allah SWT mengibaratkan orang yang melakukan "ihsan" yang benar-benar beriman kepada-Nya, taat melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan menghentikan larangan-larangan-Nya adalah pendaki gunung, yang menggunakan tali yang memakai buhul-buhul tempat berpegang, maka orang yang memanjat gunung itu tak usah khawatir, karena ia memanjat dengan menggunakan tali dengan buhul-buhulnya yang kuat dan kokoh tempat berpegang, tidak ada kekhawatiran sedikitpun dalam hatinya akan jatuh.
Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa semua makhluk kembali kepada Allah saja. Karena itu, Dialah sendiri yang memberikan penghargaan yang baik kepada orang yang bertawakal itu dengan memberikan pembalasan yang baik pula.
Luqman 23
وَمَنْ كَفَرَ فَلَا يَحْزُنْكَ كُفْرُهُ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ فَنُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (23)
Ayat ini merupakan hiburan kepada Nabi saw dan para sahabat yang telah disedihkan oleh sikap dan tingkah laku orang-orang musyrik kepada mereka, seakan-akan ia mengatakan: "Hal Nabi, janganlah engkau bersedih hati lantaran kekafiran mereka. Karena tugasmu hanya menyampaikan agama Allah kepada mereka, bukan untuk menjadikan mereka beriman. Mereka semua akan kembali kepada Allah pada hart kiamat, lalu dikabarkan kepada mereka segala yang pernah mereka perbuat selama hidup di dunia, Kami akan mengadakan penilaian terhadapnya dan memberikan penilaian yang adil, karena Allah mengetahui semua yang terkandung di dalam hati manusia".
Luqman 24
نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلَى عَذَابٍ غَلِيظٍ (24)
Ayat ini menerangkan kepada orang-orang kafir, bahwa mereka hanya diberi kesenangan hidup yang sedikit dan bersifat sementara. Selama waktu yang sedikit itu mereka dapat mempergunakan nikmat-nikmat yang disediakan Allah dan mengecap kesenangan hidup. Tetapi kesenangan sementara itu tidak ada artinya sama sekali jika dibandingkan dengan kesenangan ukhrawi, dan kesenangan sementara itu akan hilang, seakan-akan tidak pernah mereka alami di saat mereka menemui azab yang pedih di alam neraka nanti. Hal ini dikuatkan oleh firman