TOLONG DITERJEMAHKAN DALAM BAHASA INGGRIS. TUGAS BIDANG STUDI BAHASA INGGRIS DESKRIPSI KAMPUNG HALAMANKU NEGERI AKOON JEANETH WATTIMENA KELAS X-2 SMA NEGERI SIW
B. inggris
hermanwattimena
Pertanyaan
TOLONG DITERJEMAHKAN DALAM BAHASA INGGRIS.
TUGAS
BIDANG STUDI BAHASA INGGRIS
DESKRIPSI KAMPUNG HALAMANKU
NEGERI AKOON
JEANETH WATTIMENA
KELAS X-2
SMA NEGERI SIWALIMA AMBON
APRIL 2017
KAMPUNG HALAMANKU DESA AKOON KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH
Negeri Akoon terletak di Pulau Nusalaut, kecamatan Nusalaut, kabupaten Maluku Tengah. Negeri Akoon didomisili oleh masyarakat yang mayoritasnya beragama Kristen; dengan aliran Kristen Protestan, Geraja Masehi Advent Hari Ke Tujuh, dan Gereja Sidang Jemaat Allah.
Gambar 1. Papan Pengenal Negeri dengan Gereja Bethesda Jemaat Akoon
Pemandangan negeri Akoon begitu terlihat indah ketika sang mentari pagi muncul di pagi hari.
Gambar 2. Suasana Pagi di Negeri Akoon
Suara ayam berkokok mengisi senyapnya udara setiap pagi di negeri Akoon. Mata hari pagi pun bersinar menyelimuti pemandangan pagi di negeri Akoon yang menyejukan. Suasana hati menjadi lebih nyaman ketika memandang sang mentari pagi terbit di ufuk timur dari arah laut Banda.
Pemandangan di tepi pantai depan negeri, terpapar sebuah batu besar yang disebut dalam sebutan masyarakat negeri sebagai “Batu Anyo-anyo”. Menurut cerita sejarahnya, “Batu Anyo-anyo” terjadi karena para leluhur menyihir kapal Portugis yang datang ke negeri Akoon dengan tujuan yang tidak jelas. Para nakoda dan pasukan kapal tersebut disihir menjadi cecak, sedangkan barang-barang dan kapalnya berubah menjadi batu. Hingga saat ini, masih nampak ada bentuk batu yang menyerupai koper dan barang-barang lain seperti lampu, senter, arloji, dan sebagainya.
Gambar 3. Pemandangan Batu ANyo-anyo dari Sisi Samping dan Depan
Potensi wisata di negeri Akoon yang belum ditelusuri adalah Pemandangan bawah lautnya. Sering dalam istilah masyarakat di Akoon, disebut sebagai “Mulu Hol”. Wilayah bawah laut “Mulu Hol” sudah dikunjungi oleh wisatawan beberapa negara seperti Belanda, Amerika, Jerman, Inggris, dan Australia. Wisatawan dalam negeri pun sudah banyak melakukan penyelaman di daerah “Mulu Hol” antara lain dari Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Kelautan Ambon, para pengunjung dari Ambon, Jakarta, Kalimantan, dan Papua.
Gambar 4. Suasana Laut Daerah “Mulu Hol” di Negeri Akoon
Salah satu acara adat yang selalu dijalani adalah prosesi pelatikan kepala desa atau di sebut Raja. Prosesi tersebut dikenal masyarakat negeri Akoon dengan istilah “Lantik Raja”. Pada tahun 2014, negeri Akoon memperoleh Raja Definitif, yang selanjutnya dilantik oleh Bupati Maluku Tengah. Seluruh kegiatan proses pelantikan yang dimulai dari penjemputan Bapa Raja menuju “Negeri Lama” negeri Akoon sebagai asal marga Tahapary (karena Tahapary berasal dari negeri lama gunung Hataumau, Wattimena dari gunung Tounussa, dan Berhitu dari gunung Utuhahani); maka prosesi tersebut selalu dikawal dengan berbagai ritual adat dan pendampingan sejumlah ornamen adat seperti baileo, baju hitam, lenso adat, “kuli bia/tahuri”, bahasa tanah, upacara adat, dan upacara pelantikan oleh Bapak Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal.
Gambar 5. Baileo Negeri Akoon (saat ini dalam proses Revitalisasi)
Baileo sebagai rumah adat negeri Akoon merupakan tempat berkumpul masyarakat negeri untuk membicarakan masalah negeri, dan melakukan upacara adat berdasarkan aturan adat yang berlaku.
Gambar 6. Prosesi Pengawalan Bapa Raja ke Negeri Lama Hatumau
Gambar 7. Prosesi Upacara Adat Setelah Tiba di Negri Lama Hatumau
Gambar 8. Ornamaen “Kuli Bia/Tahuri” untuk Prosesi Upacara Adat
Gambar 9. Upacara Pelantikan Raja Oleh Bapak Bupati Maluku Tengah
TUGAS
BIDANG STUDI BAHASA INGGRIS
DESKRIPSI KAMPUNG HALAMANKU
NEGERI AKOON
JEANETH WATTIMENA
KELAS X-2
SMA NEGERI SIWALIMA AMBON
APRIL 2017
KAMPUNG HALAMANKU DESA AKOON KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH
Negeri Akoon terletak di Pulau Nusalaut, kecamatan Nusalaut, kabupaten Maluku Tengah. Negeri Akoon didomisili oleh masyarakat yang mayoritasnya beragama Kristen; dengan aliran Kristen Protestan, Geraja Masehi Advent Hari Ke Tujuh, dan Gereja Sidang Jemaat Allah.
Gambar 1. Papan Pengenal Negeri dengan Gereja Bethesda Jemaat Akoon
Pemandangan negeri Akoon begitu terlihat indah ketika sang mentari pagi muncul di pagi hari.
Gambar 2. Suasana Pagi di Negeri Akoon
Suara ayam berkokok mengisi senyapnya udara setiap pagi di negeri Akoon. Mata hari pagi pun bersinar menyelimuti pemandangan pagi di negeri Akoon yang menyejukan. Suasana hati menjadi lebih nyaman ketika memandang sang mentari pagi terbit di ufuk timur dari arah laut Banda.
Pemandangan di tepi pantai depan negeri, terpapar sebuah batu besar yang disebut dalam sebutan masyarakat negeri sebagai “Batu Anyo-anyo”. Menurut cerita sejarahnya, “Batu Anyo-anyo” terjadi karena para leluhur menyihir kapal Portugis yang datang ke negeri Akoon dengan tujuan yang tidak jelas. Para nakoda dan pasukan kapal tersebut disihir menjadi cecak, sedangkan barang-barang dan kapalnya berubah menjadi batu. Hingga saat ini, masih nampak ada bentuk batu yang menyerupai koper dan barang-barang lain seperti lampu, senter, arloji, dan sebagainya.
Gambar 3. Pemandangan Batu ANyo-anyo dari Sisi Samping dan Depan
Potensi wisata di negeri Akoon yang belum ditelusuri adalah Pemandangan bawah lautnya. Sering dalam istilah masyarakat di Akoon, disebut sebagai “Mulu Hol”. Wilayah bawah laut “Mulu Hol” sudah dikunjungi oleh wisatawan beberapa negara seperti Belanda, Amerika, Jerman, Inggris, dan Australia. Wisatawan dalam negeri pun sudah banyak melakukan penyelaman di daerah “Mulu Hol” antara lain dari Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Kelautan Ambon, para pengunjung dari Ambon, Jakarta, Kalimantan, dan Papua.
Gambar 4. Suasana Laut Daerah “Mulu Hol” di Negeri Akoon
Salah satu acara adat yang selalu dijalani adalah prosesi pelatikan kepala desa atau di sebut Raja. Prosesi tersebut dikenal masyarakat negeri Akoon dengan istilah “Lantik Raja”. Pada tahun 2014, negeri Akoon memperoleh Raja Definitif, yang selanjutnya dilantik oleh Bupati Maluku Tengah. Seluruh kegiatan proses pelantikan yang dimulai dari penjemputan Bapa Raja menuju “Negeri Lama” negeri Akoon sebagai asal marga Tahapary (karena Tahapary berasal dari negeri lama gunung Hataumau, Wattimena dari gunung Tounussa, dan Berhitu dari gunung Utuhahani); maka prosesi tersebut selalu dikawal dengan berbagai ritual adat dan pendampingan sejumlah ornamen adat seperti baileo, baju hitam, lenso adat, “kuli bia/tahuri”, bahasa tanah, upacara adat, dan upacara pelantikan oleh Bapak Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal.
Gambar 5. Baileo Negeri Akoon (saat ini dalam proses Revitalisasi)
Baileo sebagai rumah adat negeri Akoon merupakan tempat berkumpul masyarakat negeri untuk membicarakan masalah negeri, dan melakukan upacara adat berdasarkan aturan adat yang berlaku.
Gambar 6. Prosesi Pengawalan Bapa Raja ke Negeri Lama Hatumau
Gambar 7. Prosesi Upacara Adat Setelah Tiba di Negri Lama Hatumau
Gambar 8. Ornamaen “Kuli Bia/Tahuri” untuk Prosesi Upacara Adat
Gambar 9. Upacara Pelantikan Raja Oleh Bapak Bupati Maluku Tengah
1 Jawaban
-
1. Jawaban Fajarshiddiqwi
DESCRIPTION hometown
STATE AKOON
JEANETH WATTIMENA
CLASS X-2
SMA NEGERI SIWALIMA AMBON
APRIL 2017
DISTRICT VILLAGE hometown AKOON Nusalaut MALUKU CENTRAL DISTRICT
Akoon country located on the island Nusalaut, Nusalaut sub-district, Central Maluku district. State Akoon didomisili by majority Christian society; the Kristen Protestan denominations, Geraja Seventh-day Adventist Church, and the Assemblies of God.
Figure 1. Identification of State Boards of Church of Bethesda Church of Akoon
Akoon country scenery so look beautiful when the morning sun appears in the morning.
Figure 2. Atmosphere morning in State Akoon
Rooster crowing sound fills the air senyapnya Akoon each morning in the country. Eyes shining enveloped by morning was the morning view of the country Akoon soothing. The mood became more comfortable when he looked at the morning sun rising in the east of the sea Banda.
The scenery on the beach front land, exposed to a large stone called the domestic community designation as "Stone anyo-anyo". According to the story of its history, "Stone anyo-anyo" occurs because the ancestors conjured Portuguese ships that came to the country Akoon with unclear objectives. The Nakoda and the vessel troops bewitched into lizards, while the goods and the ship turned to stone. Until now, still seems no stone forms that resemble suitcases and other items such as lamps, flashlights, watches, and so on.
Figure 3. Landscape Stone anyo-anyo of Side and Front Side
Akoon tourism potential in the country that have not been searched is underwater scenery. Often in terms of society in Akoon, referred to as "Mulu Hol". Underwater territory "Mulu Hol" has been visited by some countries such as the Netherlands, USA, Germany, Britain, and Australia. Domestic travelers also have a lot to dive in the area "Mulu Hol" among others from the Agency for the Assessment and Development of Marine Technology Ambon, the visitors from Ambon, Jakarta, Kalimantan, and Papua.
Figure 4. Sea Area Atmosphere "Mulu Hol" in the State Akoon
One traditional event that is always served with a procession pelatikan called village chief or king. The procession Akoon country known to the public as "Inaugurates King". In 2014, the country gained Akoon King Definitively, which in turn appointed by the Central Maluku district chief. All activities inauguration process that starts from pick Father King headed "Old State" country of origin clan Akoon as Tahapary (because Tahapary came from the old country mountain Hataumau, Wattimena of mountain Tounussa, and Berhitu of mountain Utuhahani); the procession is always accompanied by a variety of traditional rituals and customs facilitation number of ornaments such as baileo, black shirt, custom Lenso, "porters bia / tahuri", the language of the land, ceremonies, and the inauguration ceremony by the Central Maluku Regent Abua Tuasikal.
Figure 5. State Baileo Akoon (currently in the process of revitalization)
Baileo as custom home country Akoon a community gathering place for the country to talk about the country, and conduct traditional ceremonies based on customary rules applicable.
Figure 6. The procession escorts the Old State to the King Father Hatumau
Figure 7. Procession Ceremony After Arriving in Negri Lama Hatumau
Figure 8. Ornamaen "Kuli Bia / Tahuri" for Procession Ceremony
Figure 9. The inauguration ceremony of King By Mr. Regent Central Maluku