sebab kerajaan mataram terbagi menjadi 2 bagian tahun1755
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban sesen25
Perebutan kekuasaan di dinasti Mataram terjadi lagi, kali ini, antara Pakubuwono II dan saudara tirinya Pangeran Mangubumi. Ketika Pakubuwono II digantikan putranya, Pakubuwono III, Mangkubumi juga mengangkat dirinya sebagai raja dan mendirikan pemerintahan tandingan di Yogyakarta. Karena kekuasaan Pangeran Mangkubumi bertambah besar, Belanda turun tangan menengahi pertikaian itu dengan jalan mengadakan Perjanjian Gijanti. Isinya, kerajaan Mataram dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Kesunanan Surakarta dibawah pimpinan Pakubuwono III dan Kesultanan Yogyakarta dibawah Mangkubumi yang bergelar Hamengkubuwono I. Perjanjian Gijanti ditandatangani oleh kedua raja ini pada tahun 1755 dan pada tahun yang sama konstruksi kraton utama Yogyakarta, Ngayogyakarta Hadiningrat dibangun oleh Hamengkubuwono I.
Pemberontakan kesunanan di Surakarta masih belum berakhir. Raden Mas said, seorang pangeran lainnya yang merasa tidak puas, memisahkan diri dari kraton dan atas restu Sunan mendirikan kerajaan yang merdeka di Surakarta. Dengan gelar Mangkunegoro I, Raden Mas Said menjadi pemimpin kerajaan kedua di Surakarta dan pada tahun 1757 ia membangun istananya sendiri bernama Puro Mangunegaran.
Perpecahan terakhir pada kerajaan Mataram terjadi dalam tahun 1813, yaitu pada masa pemerintahan Inggris di Hindia Belanda, yang hanya berlangsung selama empat tahun. Seperti apa yang telah dilakukan Belanda, Gubernur Inggris Thomas Stamford Raffles memanfaatkan pertikaian politik lainnya, yang kali ini terjadi di Kraton Yogyakarta, dengan cara mendukung berdirinya kerajaan lain yang merdeka di dalam kerajaan Yogyakarta. Pangeran Natakusuma, paman Hamengkubuwono III yang berkuasa, pada waktu itu dinyatakan sebagai kepala pemerintahan baru, yang berpusat di istana yang dibangun pada tahun 1813, yang letaknya hanya beberapa kilometer dari Kraton Yogyakarta. Pangeran Natakusuma memakai gelar Paku Alam I dan kratonnya dinamakan Puro