kondisI SOSIAl ekonomi politik menjelang tumbangnya orde bru

Indonesia menjelang lengsernya Presiden Soeharto, adalah Indonesia yang sedang mengalami krisis yang luar biasa.

Meletusnya kerusuhan di Situbondo Jawa Timur, dan di Tasikmalaya pada tahun 1996, dilanjut dengan peristiwa 27 Juli, mengguncang situasi politik dan keamanan Indonesia.

Kemenangan Partai Golkar sebagai Partai utama pendukung pemerintahan korup dan penuh dengan nepotisme dan kolusi ala Order Baru pada Pemilihan Umum tahun 1997 Pemilu 1997, membuat kalangan intelektual dan Mahasiswa semakin geram dengan kondisi yang terjadi saat itu. Kemenangan Golkar tentunya menjadi dukungan mutlak kepada Soeharto untuk meneruskan kepemimpinannya sebagai Presiden Indonesia.

Keadaan ekonomi Indonesia sendiri memburuk pada tahun 1997 setelah terkena dampak krisis moneter di Asia Tenggara. Indonesia yang saat itu memiliki system ekonomi yang lemah karena dipegang oleh orang-orang yang terlalu sibuk memperkaya diri sendiri hancur lebur dihajar krisis moneter.

Per 1 Agustus 1997, dollar Amerika yang harganya Rp. 2575 menjadi Rp 5.000,- Akhir tahun 1997, pemerintah pun meliquidasi sejumlah yang dan membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional yang bertugas mengawasi 40 Bank yang bermasalah. April 1998 kembali pemerintah membekukan 7 bank sementara nilai tukar rupiah semakin anjlok dan menyentuh angka Rp.10.000/dollar.

Hal tersebut akhirnya menggerakkan berbagai elemen massa terutama Mahasiswa untuk turun ke jalan di berbagai daerah di Indonesia.

Situasi bertambah kacau dengan keputusan Pemerintah yang menaikan tarif bahan bakar dan angkutan umum.

4 Mei 1998, aksi anti soeharto semakin membesar dan meluas. Dan puncaknya, 12 Mei 1998 terjadi bentrokan fisik di kampus trisakti Jakarta yang menewaskan sejumlah mahasiswa yang saat ini dianggap sebagai pahlawan reformasi. Gugurnya beberapa Mahasiswa di Trisakti, membuat gerakan mahasiswa saat itu terpusat menuju gedung DPR/MPR dengan tujuan menduduki gedung yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dengan gelar wakil rakyat namun tugasnya tak lebih hanya menjadi pendukung utama tirani soeharto yang begitu korup.