Sejarah

Pertanyaan

langkah langkah pengembangan administrasi pemerintah di masa dinasti bani umayyah

1 Jawaban

  • Pada masa Bani Umayyah ekonomi mengalami kemajuan yang luar biasa. Dengan wilayah penaklukan yang begitu luas, maka hal itu memungkinkannya untuk mengeksploitasi potensi ekonomi negeri-negeri taklukan. Mereka juga dapat mengangkut sejumlah besar budak ke Dunia Islam. Penggunaan tenaga kerja ini membuat bangsa Arab hidup dari negeri taklukan dan menjadikannya kelas pemungut pajak dan sekaligus memungkinkannya mengeksploitasi negeri-negeri tersebut, seperti Mesir, Suriah dan Irak.[9]


    Pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan diadakan pergantian mata uang. Ia mengeluarkan mata uang logam Arab. Sebelumnya, pada masa Nabi Muhammad saw., dan khalifah Abu Bakar, mata uang Romawi dan Persia khususnya pada masa khalifah Umar bin al-Khattab telah banyak yang rusak.


    Pembaharuan mata uang yang dilakukan adalah jenis mata uang baru yang bisa dibilang sebagai mata uang resmi pemerintahan Islam. Mata uang tersebut terbuat dari emas, perak dan perunggu yang dalam bahasa Romawi disebut dengan Dinar (uang emas), Dirham (uang perak) dan Fals atau Fuls (uang perunggu).[10]


    Gubernur Irak yang pada waktu itu dijabat oleh Hajjaj bin Yusuf ternyata banyak melakukan perbaikan dan pembangunan di Irak ketika ia menjadi gubernur di wilayah itu. Ia berhasil memakmurkan negeri itu setelah diporak-porandakan oleh peperangan yang berlangsung selama kurang lebih 20 tahun. Ia memperbaiki irigasi dengan mengalirkan air Sungai Tigris dan Eufrat jauh ke pelosok negeri, sehingga kesuburan tanah pertanian terjamin. Ia melarang keras perpindahan orang desa ke kota. Kehidupan ekonomi pun dibangun dengan memperbaiki system keuangan, alat timbangan, takaran dan ukuran. Ia juga menyempurnakan tulisan mushaf Al’quran dengan membubuhkan tanda titik pada huruf tertentu.[11]


    Masa pemerintahan al-Walid I menampakkan puncak kejayaan dinasti Umayyah. Wilayah kekuasaannya pun bertambah luas sampai ke spanyol di barat dan Sind (India) di Timur. Kesejahteraan rakyat mendapat perhatian besar. Ia mengumpulkan anak yatim, memberi mereka jaminan hidup dan menyediakan guru untuk mengajar mereka. Bagi orang cacat, ia menyediakan pelayan khusus yang diberi gaji. Orang buta diberi penuntun dan bagi orang lumpuh disediakan perawat. Ia juga mendirikan bangunan khusus untuk orang kusta agar mereka dapat dirawat sesuai dengan persyaratan kesehatan. Al-Walid I juga membangun jalan raya, terutama jalan ke Hedzjaz. Di sepanjang jalan itu digali sumur untuk menyediakan air bagi orang yang melewati jalan. Untuk mengurus sumur-sumur tersebut ia mengangkat pegawai. Peninggalan al-Walid yang masih dapat disaksikan sampai kini adalah Masjid Agung Damaskus.


    Sektor industri tak luput dari perhatian Umayyah dengan peningkatan produksi handycraft. Industri ini menjadi tulang punggung ekonomi setelah pertanian.[12]


    Abdul Malik bin Marwan mengembangkan lembaga ata’ atau pembagian harta rampasan perang secara perlahan-lahan kepada bangsa Syiria. Ketika Yazid I terancam keresahan di Iraq dan pemberontakan Ibnu Zubair di Hijaz, dia merasa berkewajiban untuk menyerahkan garnizum Cyprus kepada Syiria yang praktis merupakan satu-satunya kelompok pasukan yang mendapat pembayaran gaji, demikian pula pasukan yang memblokade Ibnu Zubair di Mekkah dibayar 100 dinar.[13]


Pertanyaan Lainnya